TUGAS PSIKOLOGI MANAJEMEN
KOMUNIKASI
DALAM MANAJEMEN
DISUSUN OLEH:
TIARA OKTARITNA
17511103
3PA06
UNIVERSITAS GUNADARMA
JANUARI 2014
Definisi Komunikasi
Menurut
Raymond S. Ross, Komunikasi adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu
pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan
yang dimaksudkan komunikator. (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005,
hal 62, Dedy Mulyana)
Menurut
Anwar arifin (1988:17), komunikasi merupakan suatu konsep yang
multi makna. Makna komunikasi dapat dibedakan berdasarkan Komunikasi sebagai
proses sosial Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Dimana
para ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan
komunikasi yang secara umum menfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan pesan
dengan perilaku.
Markman,
1981 : Murphy & Mendelson. 1973 : Komunikasi merupakan
suatu komunikasi untuk membangun & mempertahankan hubungan interpersonal. Aristoteles (ruben, 2002:21) komunikasi
adalah alat dimana warga masyarakat dapat berpartisipasi dalam demokrasi. Bernard Berelson & Gary A. Steiner, [dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar 2005, hal 68] Komunikasi : Transmisi informasi, gagasan, emosi,
ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol – kata-kata,
gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
sebuah proses pengiriman atau penyampaian symbol yang berupa makna untuk
pencapaian informasi agar saling terciptanya hubungan interpersonal dan
kesamaan pemikiran.
Proses Komunikasi
Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan
dibawah ini :
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan
berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai
kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada
orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi
yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan,
misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan
penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak
akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima
menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya.
Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh
penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses
komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.
Didalam organisasi sangat membutuhkan komunikasi. Adapun jenis- jenis komunikasi dalam
organisasai antara lain :
a. Komunikasi formal vs
informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai
komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah
komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki wewenang.
Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu
- Pemuasan kebutuhan manusiawi,
- Perlawanan terhadap pengaruh yang
monoton dan membosankan,
- Keinginan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain,
- Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah adalah
dasas-desusyang secara resmi tidak setuju. Desas-desus ini juga mempunyai
peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
b. Komunikasi ke bawah vs komunikasi
ke atas vs komunikasi lateral
Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah
dalam herarki. Komunikasi ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat
bawah ke atas atas suatu organisasi. Komunikasi lateral adalah sejajar antara
mereka yang berada tingkat satu wewenang.
c. Komunikasi satu arah
dan dua arah
Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa
meminta umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan
memberi umpan balik.
Bagaimanapun
juga keefektifan komunikasi organisasi dipengaruhi beberapa factor diantaranya
:
- Saluran komunikasi formal
- Sruktur wewenang
Dalam
organisasi dimana perbedaan stasus dan kekuasaan akan mempengaruhi isi
komunikasi.
- Spesialis jabatan
Anggota
organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu,
dan gaya yang sama dalam berkomonikasi.
2.
Pemilikan informasi
Berarti
individu memunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai tugasnya.
Dari
pengamatan yang ada, bentuk-bentuk jaringan komunikasi dikelompokan ke dalam
beberapa bentuk diantaranya bentuk lingkaran, diagonal, lateral, rantai, huruf
Y, dan bintang.
Hambatan
Komunikasi
Jenis-jenis Hambatan
- Gangguan teknis: Gangguan yang bersifat teknis, seperti gangguan pada alat komunikasi, media, teknologi dan sebagainya.
- Gangguan Semantik, Gangguan yang berasal dari penggunaan bahasa, dapat karena : Perbedaan bahasa, Perbedaan persepsi, Penggunaan istilah yang berlebihan, Ketidakmampuan dalam memilih kata atupun kalimat
- Gangguan Psikologis adalah situasi dan kondisi psikis yang terdapat/dimiliki oleh komunikan dan komunikator. Misalnya nervous, malu takut dan sebagainya.
- Rintangan fisik, dapat berupa hambatan jarak komunikasi yang seringkali mengganggu proses komunikasi. Ataupun ketidakadaan fasilitas yang mampu meminimalisir hambatan jarak tersebut.
- Rintangan Status, Perbedaan Status antara komunikator dengan khalayak seringkali menjadi hambatan yang dapat mengurangi pencapaian tujuan komunikasi. Misalnya, ketika seorang dosen muda harus memberi kuliah didepan mahasiswa pasca sarjana yang ternyata sebagian besar adalah atasannya di departemen tertentu.
- Rintangan Kerangka Berfikir, Perbedaan Budaya (nilai, Norma, kebiasaan, adat istiadat) merupakan faktor yang sering membuat tujuan komunikasi terhambat. Karena Budaya yang dianut oleh sebuah masyarakat merupakan hasil internalisasi individu terhadap nilai, norma, kebiasaan dan adat dimana ia tinggal selama bertahun-tahun. Maka kita mengenal ada yang namanya : Akluturisasi, asimilasi.
- Rintangan Budaya, Komunikasi yang efektif dapat terjadi ketika terjadi himpitankepentingan (overlapping of interest)/kesamaan persepsi anatara komunikator dengan komunikan. Kesmaan ini dapat terwujud jita tida ada perbedaan yang mencolok dalam kerangka berfikir komunikan dan komunikator.
Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Komunikasi Interpersonal
merupakan suatu keadaan saling bertukar informasi antara dua orang atau lebih
dalam suatu kelompok kecil. Menurut Dean Barnlund (dalam Effendy, 2003),
komunikasi interpersonal adalah adanya orang-orang pada pertemuan tatap muka
dalam situasi sosial informal yang melakukan interaksi terfokus melalui
pertukaran verbal dan non verbal yang saling berbalasan.
Dalam
perkembangan hubungan kerjasama yang makin efektif dan meluas, konteks
komunikasi interpersonal seseorang menjadi mikrokosmos bagi semua kelompok yang
lebih besar. Konteks komunikasi interpersonal, khususnya dalam bentuk diad
(dua-orang) selalu melibatkan tingkat intra-personal. Tingkatan dan konteks
komunikasi ini mewakili satuan terkecil interaksi manusia sebelum beranjak ke
dalam tingkatan dan jangkauan komunikasi kelompok, komunikasi organisasi,
komunikasi publik, komunikasi massa dan komunikasi antar budaya. Komunikasi
interpersonal dapat mencakup semua jenis hubungan manusia mulai dari hubungan
yang paling singkat, sederhana dan biasa, yang seringkali diwarnai oleh kesan
pertama, hingga hubungan yang paling mendalam dan relatif permanen.
Devito (1997), mendefinisikan komunikasi
interpersonal sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan dua orang atau
diantara kelompok kecil orang-orang dengan efek dan beberapa umpan balik
seketika. Lebih lanjut Devito memberikan pendapatnya tentang pengertian
komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication), dan
membedakannya berdasarkan 3 (tiga) hal, yaitu; definisi berdasarkan komponen (Componential
Definition), definisi berdasarkan hubungan (Relational
"Diadic" Definition), dan definisi berdasarkan hubungan (Developmental
Definition) .
a. Definisi
berdasarkan komponen (Componential Definition)
Definisi
bedasarkan komponen menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati
komponen-komponen utamanya, yaitu penyampaian pesan oleh salah satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
b.
Definisi berdasarkan hubungan (Relational
" Diadic" Definition)
Dalam
definisi ini komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung
antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Dengan definisi
ini hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang) yang bukan
komunikasi antar pribadi. Hampir tidak terhindarkan, selalu ada hubungan
tertentu antara dua orang yang saling berkomunikasi. Adakalanya definisi
hubungan diperluas sehingga mencakup juga sekelompok kecil orang, seperti
anggota keluarga atau kelompok-kelompok yang terdiri atas tiga atau empat
orang.
c.
Definisi berdasarkan pengembangan (Developmental
Definition)
Dalam ancangan pengembangan (developmental),
komunikasi antar pribadi dilihat sebagai akhir perkembangan dari komunikasi
yang bersifat tak-pribadi (impersonal) pada suatu ekstrim menjadi
komunikasi pribadi atau intim pada ekstrim yang lain.
Hubungan antar individu dalam atraksi interpersonal dipengaruhi
oleh faktor personal (faktor yang timbul dari dalam diri individu) dan faktor
situasional (faktor yang timbul dari luar diri individu) (Rakhmat, 2011).
1)
Faktor personal yang meliputi beberapa hal, yaitu :
a) Kesamaan karakteristik
personal
Kesamaan karakteristik
personal meupakan hal yang sangat menentukan dalam atraksi interpersonal. Orang
yang memiliki kesamaan dalam sikap, nilai, keyakinan, tingkat
ekonomi, agama dan ideologi cenderung saling menyukai satu sama lain. Atraksi
interpersonal merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi diantara
individu. Bagi komunikator akan lebih tepat untuk memulai komunikasi dengan
memberi kesamaan pada komunikan (Rakhmat, 2011).
b) Tekanan emosional
Orang yang berada dalam keadaan yang
mencemaskan atau mengancam, ataupun memikul beban, akan lebih membutuhkan
kehadiran orang lain dari pada orang yang tidak mengalami masalah atau beban
apapun. Hal ini mencakup harga diri yang rendah dan adanya isolasi sosial yang
semuanya mengarahkan individu pada munculnya tekanan secara emosional (Rakhmat,
2011).
c.) Harga diri yang rendah
Menurut Walster dalam Rakhmat (2011),
bila harga diri direndahkan, hasrat bergabung dengan orang lain bertambah, dan
ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Dengan perkataan
lain, orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
d). Isolasi sosial
Tingkat isolasi sosial yang amat besar
berpengaruh terhadap ketertarikan pada orang lain. Menurut Aronson, orang yang
ketertarikan pada orang lain bertambah akan lebih di senangi daripada orang
yang kesukaannya kepada pada orang tidak berubah (Rakhmat, 2011).
2) Faktor
situasional
a) Daya tarik fisik
Daya tarik fisik dapat diartikan sebagai
kecantikan atau ketampanan seseorang dalam penampilan. Orang yang memiliki daya
tarik fisik tinggi cenderung lebih disukai orang lain dan lebih mudah
mendapatkan simpati serta penghargaan.
b) Ganjaran
Orang yang memberikan penghargaan kepada
orang lain akan lebih didekati dari pada orang yang tidak pernah memberikan
penghargaan. Penghargaan disini dapat berupa pujian, bantuan, dorongan moril,
atau hal-hal lain yang meningkatkan harga diri. Dalam teori pertukaran sosial,
seseorang akan melanjutkan hubungan dengan orang lain, bila keuntungan yang
diperoleh lebih banyak.
c) Kedekatan (Proximity)
Orang cenderung menyenangi orang lain
yang tinggal berdekatan jaraknya dengan dirinya, sehingga seringkali terjalin
persahabatan antara orang yang bertempat tinggal saling berdekatan. Dalam hal
ini termasuk juga adanya faktor familiarity, dimana seseorang dapat
menerima orang lain dengan baik apabila telah mengenal orang tersebut secara
dekat.
d) Kemampuan (Competence)
Orang-orang
yang memiliki kemampuan pada suatu bidang (professional atau non profesional)
lebih mudah mendapatkan simpati dari orang lain.
SUMBER:
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../Tek_Kom_Inter_Pers_
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34520/4/Chapter%20II.pdf